Gudeg Yu Djum
Jalan Kaliurang Km 4,5 Karangasem CT III/22 Yogyakarta
Jam buka: 05.00-19.00
Tepat di teras sebuah rumah kayu sederhana, kamu akan disambut getaran pita suara dari seorang penyanyi keroncong tua. Di Yogyakarta, rumah kayu milik Gudeg Yu Djum ini merupakan tempat paling tenar untuk membeli gudeg kering.
Sayur nangka pada Gudeg Yu Djum menawarkan perpaduan manis dan gurih, enak banget di lidah. Dan, yang tak kalah enak adalah sambal goreng kreceknya yang bikin panas mulut. Krecek diiris tipis lalu dimasak menjadi sambal kering berwarna kekuningan. Ditambah telur pindang dan areh, sluuuurppp gudeg ini tambah nikmat saja.
Gudeg legendaris Yu Djum disajikan di atas piring rotan beralas daun pisang. Menu standarnya terdiri dari gudeg, sambal goreng krecek, telur pindang, ayam suwir, tahu, tempe, dan opor ayam – dada, paha, atau sayap.
Seporsi gudeg, krecek, dan telur pindang dipatok Rp 10.000 hingga Rp 200.000, tergantung paket yang dipilih. Kalau ingin tambahan dada ayam, harganya jadi sekitar Rp 30.000 per porsi. Yang paling mahal adalah paket kendil berisi gudeg, sambal goreng krecek, dengan lauk pendamping 10 telur pindang dan seekor ayam. Gudeg dalam kendil ini awet buat oleh-oleh, tahan hingga tiga hari.
Gudeg Permata Bu Pujo
Jalan Gajah Mada
Di sudut barat Bioskop Permata, kamu akan menemukan warung lesehan milik Bu Pujo yang spesial menghidangkan gudeg basah. Bedanya dengan gudeg kering, gudeg basah biasa dihidangkan dengan kuah santan yang nyemek dan manisnya juga moderat. Tidak semanis gudeg kering.
Gudeg favorit Wego ini berdiri sejak 1951, ketika Bioskop Permata masih jaya. Pelanggan gudeg Bu Pujo yang awalnya adalah anak-anak muda yang ingin nonton bioskop sekarang beralih ke penggemar gudeg yang sering klayapan malam-malam.
Saat bisnis bioskop tua itu mulai terseok-seok nyaris tanpa penonton, pengunjung warung gudeg tetap ramai. Pembeli silih berganti duduk lesehan di Gudeg Permata Bu Pujo, mulai dari pukul 21.00 sampai kuali-kuali berisi gudeg ludes terjual pada dini hari.
Yang istimewa dari gudeg basah ini adalah areh dan sambal kreceknya yang bertabur rawit pedas, rasanya betul-betul menggigit. Kalau masih kurang pedas juga, jangan sungkan untuk minta tambahan rawit. Soal lauk pendamping gudeg, tinggal tunjuk saja. Tersedia lauk tambahan mulai dari bacem tahu dan tempe, telur pindang, kepala ayam, sayap, ceker, ati ampela, sampai gending (bagian paha atas).
Gudeg Bu Hj Amad
Jalan Kaliurang Kilometer 5 Karangasem, Barek, CT III Nomor 5
Warung gudeg Bu Hj Amad terletak di Kampung Barek, sebelah utara kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Warung gudeg ini langganannya mahasiswa dan dosen sebab posisinya persis di pinggir jalan, menghadap langsung ke Kampus Biru.
Berdiri sejak tahun 1950, lokasi awal warung Bu Amad mula-mula di atas Selokan Mataram. Â Dari situ muncul julukan Gudeg Selokan Mataram. Warung tersebut mengincar kebutuhan makan para kuli proyek yang sedang membangun kampus.
Berdiri sejak tahun 1950, lokasi awal warung Bu Amad mula-mula di atas Selokan Mataram. Â Dari situ muncul julukan Gudeg Selokan Mataram. Warung tersebut mengincar kebutuhan makan para kuli proyek yang sedang membangun kampus.
Menu yang ditawarkan kala itu masih beragam, antara lain soto, nasi rames, dan gudeg. Namun karena gudeg paling banyak peminat maka Bu Amad memangkas menu. Gudeg menjadi menu pokok dan pengunjung bisa melengkapi santapannya dengan ayam, telur, ampela, atau tahu.
Popularitas Gudeg Bu Amad menyebar dari mulut ke mulut, warungnya pun penuh. Akibat ruang dan tempat tak lagi memadai maka pada tahun 1998 warung tersebut pindah ke lokasi sekarang, lokasi yang terbukti sangat strategis.
Gudeg yang dihidangkan Bu Amad agak basah, tetapi tidak sebasah Gudeg Permata. Kreceknya tidak terlalu pedas dan ayamnya empuk, nyam-nyam. Harga gudeg yang memiliki slogan “Terkenal karena rasanya” tersebut bervariasi, tergantung paket. Kalau ingin membawanya untuk oleh-oleh, pengunjung bisa memilih kemasan dus, besek, atau kendil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar